Sabtu, 06 Juni 2015



Leptospirosis akibat Si Leptospira interrogans

Leptospirosis memang  masih terdengar asing diteilnga kita. Penyakit ini sebenarnya  penyakit yang sering ditemukan kasusnya, apalagi di negara kita Indonesia. Leptospirosis diakibatkan oleh bakteri yang namanya dipakai untuk pemberian nama penyakitnya yaitu bakteri Leptospira. Lepto berarti sempit dan spira berarti terpuntir. Hal ini berhubungan dengan morfologi dari bakteri leptospira sendiri. Penyakit leptospirosis sering disebut dengan nama flood fever karena sering terjadi paska banjir. Genus dari bakteri Leptospira yang bersifat pathogen ialah spesies Leptospira interrogans, sedangkan yang bersifat non-patogen ialah spesies Leptospira biflexa. Pada artikel ini akan jauh lebih membahas tentang spesies Leptospira interrogans penyebab penyakit Leptospirosis. Penyakit Leptospirosis menyerang organ ekskresi ginjal dan salurannya. Bakteri ini menginfeksi manusia dan juga binatang.
Morfologi bakteri Leptospira
                                                    
Gambar Bakteri leptospira menggunakan mikroskop elektron tipe scanning
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Leptospirosis
            Bakteri Leptospira interrogans merupakan Spirochaeta aerobik (membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup), motil (dapat bergerak), gram negatif, bentuknya dapat berkerut-kerut, dan terpilin dengan ketat.Ciri-ciri bakteri Leptospira yang lain berbentuk spiral, dapat hidup di air tawar selama satu bulan, bersifat patogen dan saprofitik. Leptospirosis disebabkan bakteri pathogen termasuk genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo spirochaetales. Spiroseta berbentuk bergulung-gulung tipis, motil, obligat, dan berkembang pelan secara anaerob. Setiap spesies leptospira terbagi menjadi puluhan serogrup dan terbagi lagi menjadi puluhan, bahkan ratusan serovar. Saat ini, Leptospira interrogans yang bersifat patogen telah dikenal lebih dari 200 serovar. Jasad renik ini biasanya hidup di dalam ginjal host dan dikeluarkan melalui air kencing (urin) saat berkemih. Host tersebut antara lain tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, kelelawar, tupai dan landak. Tikus sering menjadi host bagi berbagai serovar leptospira. Akan tetapi, Leptospirosis akan mati apabila masuk ke air laut, selokan, dan air kemih manusia. Bakteri Leptospira kebanyakan tumbuh di tempat beriklim tropis karena bakteri ini suka tempat yang lembap dan panas.

Leptospira penyebab leptospirosis
 Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme berbentuk spiral dan bergerak aktif yang dinamakan Leptospira. Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama seperti Mud fever, Slime fever (Shlamnfieber), Swam fever, Autumnal fever, Infectious jaundice, Field fever, Cane cutter dan lain-lain (WHO, 2003). Karena bakteri ini bersifat zoonosis maka penyakit ini bisa menular dan menjangkiti manusia yang disebabkan oleh penularan binatang. Leptospirosis atau penyakit kuning adalah penyakit penting pada manusia, tikus, anjing, babi dan sapi. Penyakit ini disebabkan oleh spirochaeta leptospira icterohaemorrhagiae yang hidup pada ginjal dan urine tikus (Swastiko, 2009). Cara penularan merupakan direct zoonosis jalur penularan dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Penularan leptospirosis pada manusia ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kuman leptospira. Hewan pejamu kuman leptospira adalah hewan ternak dan kelompok unggas serta beberapa hewan liar seperti tikus, bajing, ular, dan lain-lain. Kuman leptospira hidup didalam ginjal pejamu reservoar dan dikeluarkan melalui urin saat berkemih. Manusia merupakan hospes insidentil seperti pada gambar berikut :
                                        
Gambar  Siklus penularan leptospirosis
Sumber :http://www.google.co.id

Menurut Saroso (2003) penularan leptospirosis dapat secara langsung dan tidak langsung yaitu :
a. Penularan secara langsung dapat terjadi :
1) Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman leptospira masuk kedalam tubuh pejamu.
2) Dari hewan ke manusia merupakan peyakit akibat pekerjaan, terjadi pada orang yang merawat hewan atau menangani organ tubuh hewan misalnya pekerja potong hewan, atau seseorang yang tertular dari hewan peliharaan.
3) Dari manusia ke manusia meskipun jarang, dapat terjadi melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita leptospirosis ke janin melalui sawar plasenta dan air susu ibu.
b. Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui :
1) Genangan air.
2) Sungai atau badan air.
3) Danau.
4) Selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan.
5) Jarak rumah dengan tempat pengumpulan sampah.
Setelah kita mengetahui cara penularan bakteri leptospira baik secara langsung maupun tidak langsung, tugas kita ialah menjaga kebersihan diri kita dan lingkungan.lebih baik menjaga dari pada mengobati. Leptospirosis merupakan penyakit yang cukup berbahaya, karena jika saja sudah terjangkit bukan hanya organ ginjal saja yang terserang, tetapi bisa mengakibatkan kerusakan pada organ penting lainnya. Apabila sudah terjangkit penyakit leptospirosis ini bisa diobati dengan terapi antimikrobial.
Pada Hewan
Hewan, yang terinfeksi parah perlu diberikan perawatan intensif untuk menjamin kesehatan asyarakat dan mengoptimalkan perawatan. Antibiotik yang dapat diberikan yaitu doksisiklin, enrofloksasin, ciprofloksasin atau kombinasi penisillin-streptomisin. Selain itu diperlukan terapi suportif dengan pemberian antidiare, antimuntah, dan infus. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin Leptospira.
Pada Manusia
Leptospirosis yang ringan dapat diobati dengan antibiotik yang diatas. Sedangkan Leptospirosis yang berat dapat diobati dengan penisillin G, ampisillin, amoksisillin dan eritromisin. Manusia rawan oleh infeksi semua serovar Leptospira sehingga manusia harus mewaspadai cemaran urin dari semua hewan. Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan cara utama untuk menanggulangi Leptospirosis yang mudah dan murah.






DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo, T & Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2001
Priyambodo, Swastiko. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Swadaya. 2009
Saroso, S. Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I. 2003
Kusmiyati, dkk. 2005. Leptospirosis Pada Hewan dan Manusia di Indonesia. http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id/eng/attachments/152_2.pdf. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015 pukul 04.00 WIB
Poloengan, Masniari. 2007. Mewaspadai Leptospirosis di Indonesia Sebagai Penyakit Zoonosis. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/lkzo05-25.pdf. Diakses pada tanggal 07 Juni 2015 pukul 03.30 WIB
Siti, nurcha. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-sitinurcha-6633-3-babii.pdf. Diakses pada tanggal 07 JUni 2015 pukul 04.00 WIB

35 komentar:

  1. Sudah bagus pembahasan artikelnya Israni , menurut sumber yang saya baca memang betul penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira ini berbahaya maka dari itu akan lebih bagus lagi jika diperjelas dengan Tanda-tanda dan gejala leptospirosisnya . Bisa dilihat referensinya disini http://davitherbal.com/detoxkaki/penyakit-leptospirosis-dan-gejalanya/ :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih teh nila atas penambahannya. maaf apabila ada kekurangan dalam oenulisan dan pembahasan artikelnya . sekali lagi terimakasi :)

      Hapus
  3. Artikel yang dibuat Rani mengenai Bakteri Leptospira interrogans sangat menarik dan menambah wawasan baru. Bahwa mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit Leptospirosis dan menjangkit hewan dan manusia. Kita dapat mencegah penyakit Leptospirosis tersebut dengan cara menjahui lokasi banjir atau genangan air kotor ketika sedang menderita luka terbuka di daerah yang mudah terkena air, seperti kaki atau tangan. Selanjutnya dapat diakses pada http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-penyakit-leptospirosis-penyebab-gejala-cara-mencegah/ dan http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/01/22/65/140122163940/9-Cara-Tepat-Mencegah-Penyakit-Leptospirosis.
    Terima kasih dan semoga bermanfaat^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasi evin atas penambahannya. setuju dengan mencegah lebih baik dari pada mengobati. iya memang benar bakteri leptospira interrogans ini cenderung berada pada lokasi banjir dan tempat kumuh

      Hapus
  4. wuaaaahhh... pada pembukaannya saya sangat setujuh kalau Leptospirosis adalah penyakit yang jarang didengar.. saya pun baru mengetahuinya sekarang...
    saya mau menambahkan kalau ada beberapa antibiotik yang dapat digunakan bila penderita sudah dalam tingkat parah..
    Antibiotik untuk leptospirosis berat meliputi berikut ini:
    1. IV penisilin G (panjang obat pilihan)
    2. Sefalosporin generasi ketiga (sefotaksim dan seftriakson)
    3. Ampisilin atau amoksisilin (agen lini kedua)
    4. Eritromisin (pada wanita hamil penisilin-alergi)
    Pasien dengan kasus yang parah juga membutuhkan terapi suportif dan pengelolaan yang cermat dari ginjal, hati, hematologi, dan komplikasi sistem saraf pusat. Jika gagal ginjal terjadi kemudian, kortikosteroid dapat dipertimbangkan. Perawatan suportif tambahan mungkin termasuk agen inotropik, diuretik, atau tetes mata.

    Seperti itu, Rani... Semoga mudah bisa diterima info tambahan saya ya..
    terimakasih ;-)

    Sumber:
    Sandra G Gompf, MD, FACP, FIDSA. Leptospirosis. http://emedicine.medscape.com/article/220563-overview.


    BalasHapus
  5. Penyakit leptospirosis memang saya baru mengetahuinya, saya hanya ingin menambahkan ada obat herbal yang dapat menyembuhkan penyakit ini. pasti kita mengetahui hewan teripang bukan? ternyata teripang ini memiliki kandungan yang bagus sekali untuk menyembuhkan penyakit ini seperti protein 86.8%, Mukopolisakarida, kolagen 80%,chondroitin, omega (3,6,9), Asam amino, Glucosaminoglycans, antiseptik alamiah, lekti, saponin, gamapeptide dan mineral. bisa dilihat lebih jelasnya di referensi ini terimakasih^^ http://obatalamiterbaik.web.id/obat-alami-terbaik-leptospirosis/

    BalasHapus
  6. artikel yang bagus, sedikit tambahan mengnai gejala dan tanda jika terkena Leptospirosis. Leptospirosis disebabkan oleh kontaminasi (kontak dengan) spirochaeta yang dapat ditemukan dalam air yang terkontaminasi air kencing hewan. Ini biasanya terjadi pada daerah beriklim tropis.

    Masa inkubasi 2 sampai 26 hari (rata-rata 10 hari)
    Demam tiba-tiba, menggigil, nyeri otot dan nyeri kepala merupakan gejala awal.
    Mual, muntah dan diare dialami oleh 50% kasus
    Batuk kering dialami oleh 25-35 % kasus
    Nyeri sendi, nyeri tulang, sakit tenggorokan dan sakit perut dapat juga dijumpai tetapi agak jarang
    Pendarahan conjuctiva merupakan tanda khas penyakit ini pada fase leptospira beredar di dalam darah penderita
    Pada fase ke dua atau fase imunitas, menjadi asimtomatis; demam tidak terlalu tinggi, nyeri otot dan gejala gangguan saluran pencernaan menjadi ringan
    Gejala meningitis merupakan tanda khas fase kedua (50%). Kasus berat dengan gejala karakteristik berupa demam tinggi disertai perdarahan, kuning (jaundice) dan gagal ginjal dikenal dengan Weil’s disease; pada keadaan ini angka kematian sangat tinggi.

    sumber : http://www.smallcrab.com/kesehatan/1199-gejala-klinis-dan-pengobatan-leptospirosis

    BalasHapus
  7. artikel yang bagus , sedikit saya ingin menambahkan bahwa ada suatu pendeteksi penyakit tersebut yaitu menggunakan end-point PCR dengan menggunakan sampel urin. cara kerja dari pendeteksi ini yaitu Pertama, kit berisi komponen untuk isolasi yang cepat dari jumlah DNA dari sampel menggunakan kromatografi spin-kolom berdasarkan Norgen berpemilik resin (Nucleic Acid Isolasi). Kedua, kit mengandung Leptospira interrogans Guru Mix untuk memungkinkan PCR Ampification, serta Control Guru Mix untuk memungkinkan amplifikasi dari kedua kontrol isolasi dan kontrol PCR. Produk PCR diamplifikasi kemudian dideteksi dengan menggunakan elektroforesis gel agarosa. Atau, deteksi dapat dilakukan berdasarkan real-time PCR menggunakan kurva meleleh (Deteksi).

    silahkan dibaca informasi selanjutnyaa --> https://norgenbiotek.com/display-product.php?ID=479

    BalasHapus
  8. Menambahkan artikel yang dibut Rani :D dari sumber http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/infeksi-imunologi/leptospirosis/

    Leptospira interrogans tidak hanya menyerang organ ginjal tetapi juga hati, jantung, mata, susunan saraf pusat, pembuluh darah. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca dari sumber yang sudah diberikan

    Terima kasih :D

    BalasHapus
  9. Penyakit ini cukup asing dan mengancam keselamatan banyak organisme, khususnya manusia dan hewan. Dari sumber yang saya baca, ternyata tidak sedikit yang sudah menderita penyakit ini, bahkan sampai menimbulkan kematian. Izin menambahkan, penyakit ini dapat menimbulkan kematian karena terjadinya degenerasi ginjal dan nekrosis hati. Hemoglobinuria juga bisa menjadi gejala awal penyakit ini pada tingkat yang berat, seperti urine berwarna merah atau sampai hitam pada hewan ternak. Selengkapnya dapat dilihat pada link berikut http://wiki.isikhnas.com/images/b/bf/Penyakit_LEPTOSPIROSIS.pdf Pengetahuan yang bermanfaat, terima kasih rani :)

    BalasHapus
  10. Artikel yang bagus saya juga jadi tau bahwa bakteri Leptospira interrogans cara penularannya dengan 2 cara secara langsung dan tidak langsung, namun kita perlu menjaga kebersihan. Dengan cara imunisasi maka tubuh akan memperoleh kekebalan terhadap infeksi bakteri ini . Imunisasi juga sering disebut dengan istilah lain yaitu vaksinasi atau pemberian vaksin.
    jika sudah terkena oleh penyakit ini maka dapat di lakukan penyebuhan dengan cara terapi : dapat di lihat di sini http://pdhbvet.com/leptospirosis-pada-anjing/

    semoga bermanfaat ya rani.

    BalasHapus
  11. artikel yang rani sangat menarik karna setelah membaca menjadi tau apa itu penyakit leptospira, sedikit ingin menambahkan ada beberapa antibiotik yang dapat digunakan bila penderita sudah dalam tingkat parah salah satunya yaitu IV penisilin G (panjang obat pilihan).
    untuk selebihnya silahkan cek di Sandra G Gompf, MD, FACP, FIDSA. Leptospirosis. http://emedicine.medscape.com/article/220563-overview.
    terimakasih :-)

    BalasHapus
  12. Bagus sekali artikel rani sangat menarik. saya akan menambahkan riset yang dilakukan peneliti di Madagaskar.
    Para peneliti sering mencoba untuk menguji berbagai daerah untuk melihat apakah patogen, termasuk Leptospira interrogans, yang hadir. Salah satu studi terbaru yang dilakukan, diuji binatang yang berbeda di Madagaskar untuk melihat apakah mereka terinfeksi L. interrogans. Mereka menguji 268 mamalia kecil, sebagian besar tikus dan tikus, dan menemukan bahwa banyak hewan tersebut terinfeksi L. interrogans. Para peneliti menyimpulkan bahwa, bertentangan dengan penelitian lain yang dilakukan di Madagaskar, Leptospira interrogans tersebar luas pada mamalia kecil di Madagaskar
    http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Leptospira_interrogans.

    BalasHapus
  13. waaah artikel yang sangat menarik rani karena sejujurnya seperti teman-teman yang lain saya juga baru mendengar jenis penyakit ini yang terlihat cukup membahayakan bagi manusia. Namun, jangan khawatir bahwa dibalik penyakit pasti ada obatnya dan menurut literatur yang saya baca bahwa ada pengobatan secara alami yang dapat menyembuhkan penyakit leptosirois ini yakni dengan dengan ekstrak teripang yang memiliki banyak kandungan aktif yang sangat banyak yang dipercaya sangat baik dalam mengobati berbagai jenis penyakit termasuk penyakit leptosirosis ini . Untuk lebih jelasnya silahkan baca link ini yaaa https://obattradisionalleptospirosisekstrakyangalami99.wordpress.com/

    syukran rani :D

    BalasHapus
  14. rani sudah mengulas artkel tentang Leptospira interrogans dengan baik dan jelas, dan tentunya saya setuju keberadaan bakteri membahayakan, dan saya simpulkan krna dibawa oleh tikus, berarti mengacu kepada kebersihan juga.
    dan ternyata, interaksi bakteri ini juga bisa ditularkan lwt tumbuhan, dimana tikus suka hidup di tumbuhan seperti rumput, ubi jalar , kacang tanah dan tumbuhan2 lainyang berada di tanah, sehinga kita harus selalu menjaga kebersihan pengolahan bahan maanan.. dengan selalu dicuci dan sblm makan mencuci tangan ( sumber : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=79190&val=4897 )

    BalasHapus
  15. hmm...baru dengar nama penyakit itu. Dari artikel yang diatas disebutkan bahwa "Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme berbentuk spiral dan bergerak aktif yang dinamakan Leptospira." Nah..mungkin dari temen-temen yang sudah membaca artikel ini ada yg bertanya atau blm tahu mengenai penyakit zoonosis itu, maka sedikit akan saya tambahkan untuk melengkapi artikel rani. Zoonosis adalah penyakit hewan yang secara alami dapat menular ke manusia atau sebaliknya. Zoonosis sendiri berasal dari bahasa yunani “Zoon” yang artinya hewan dan “Noson” yang artinya penyakit. Beberapa tahun belakangan ini, dunia mengalami sejumlah kejadian munculnyaemergingdanre-emerging zoonoses yang mengkhawatirkan, Kemunculan penyakit-penyakit zoonosis tersebut dipicu oleh iklim, faktor kepadatan populasi yang mempengaruhi induk semang, pathogen atau vector serta perubahan habitat hidup hewan. untuk informasi lebih lengkap silahkan kunjungi alamat web ini => http://kesmavet.ditjennak.pertanian.go.id/index.php/berita/tulisan-ilmiah-populer/49-peran-kesehatan-masyarakat-veteriner-dalam-pengendalian-zoonosis . terima kasih, semoga bermanfaat ^_^

    BalasHapus
  16. good :) memang dalam kehidupan sehari-hari kita tidak boleh terlepas dari yang namanya kebersihan, sangat fatal akibatnya bila kita mengabaikannya.. oke rani, izin menambahkan yaa..
    penjelasan di atas dalam pemaparan ciri-ciri bakteri tersebut tidak menjelaskan pada suhu dan pH berapakah dia bisa hidup?nah, disini saya mau menambahkan bahwa Leptosirosis ini tumbuh paling baik pada keadaan aerob pada suhu 28-30ºC dan pada pH 7,4 (sumber : http://eprints.undip.ac.id/44817/3/BAB_II.pdf)
    kemudian, faktor lingkungan abiotik pada kejadian Leptosirosis ada beberapa macam, diantaranya yaitu Indeks Curah Hujan (ICH), pH air dan tanah, bajir, rob, badan air alami, dan sebagainya (dapat dilihat selengkapnya di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=79272&val=4897)
    teşekkür ederim rani :")

    BalasHapus
  17. artikelnya menarik :) Ingin menambahkan lebih lanjut terkait penyakit Leptospirosis karena si Leptospira interrogans. Pada dasarnya Leptospirosis terbagi atas dua fase yang pertama Fase leptospiremia; pada fase ini leptospira dapat
    dijumpai dalam darah dan cairan tubuh lain dan fase kedua adalah Fase Imun yang ditandai dengan peningkatan titer antibodi, demam hingga 40°C disertai mengigil dan kelemahan umum. Di fase kedua ini leptospira dapat kita dijumpai dalam urin.

    Referensi terkait >>> https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=263641&src=a
    Terimakasih :)

    Dela Rahma S

    BalasHapus
  18. Saya baru mengenal nama penyakit Leptospirosis ini, dan setelah baca artikel ini saya jadi tahu bagaimana penyakit ini dapat membahayakan manusia maupun hewan.
    Artikel ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca terkait bakteri dan macam-macam penyakit yang dapat disebabkn oleh bakteri.
    Mungkin sedikit tambahan saja mengenai masa inkubasi dari bakteri Leptospira interrogans.
    Silahkan lihat selengkapnya pada link berikut ocw.usu.ac.id/course/download/.../tmd175_slide_leptospirosis.pdf
    Semoga bermanfaat untuk kita semua :)

    BalasHapus
  19. untuk tambahan saja ya rani, penyakit ini tidak serta merta langsung muncul begitu saja pada penderita. tetapi terdapat fase-fase terlebih dahulu, atau lebih teptnya tingkatan stadium nya. yaitu yang pertama fase leptospiremi/ septikemia dan kemudian fase imun. Menurut berat ringannya, leptospirosis juga dibagi menjadi ringan (nonikterik) dan berat (ikterik). untuk lebih jelsnya silahkan akses di link berikut http://eprints.undip.ac.id/44817/3/BAB_II.pdf
    terimakasih :)

    BalasHapus
  20. setuju dengan pemaparan Rani, sesuai dengan artikel yang saya baca di http://www.suara-alam.com/id/ragam/2013/08/02/sering-berinteraksi-dengan-hewan-waspadai-leptospirosis#.VXS9MNIipqM bahwa aada penelitian mengenai penyakit tersebut. Balai Besar Penelitian Veteriner merupakan salah satu balai yang melakukan pengujian untuk mendeteksi leptospirosis. Banyak sampel dari luar yang meminta pemeriksaan terhadap leptospirosis. Pengujian terhadap lepstospirosis yang sering dilakukan di Bbalitvet adalah pemeriksaan serologis dengan metode Microscopic Agglutination Test (MAT) menggunakan mikroskop fase kontras. Dari hasil sampel diagnostik yang masuk pada sapi, kambing/domba, tikus terdeteksi antibodi anti-Leptospira berturut-turut sebanyak 20,29%, 0% dan 2,80% pada tahun 2012 dan pada anjing sebanyak 62,07% pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut berperan penting sebagai reservoir untuk penyakit leptospirosis. Pencegahan/pengendalian leptospirosis dapat dilakukan dengan cara memutus siklus penularan melalui pengobatan dan vaksinasi bagi ternak atau hewan kesayangan; mengurangi populasi tikus dan meningkatkan sanitasi lingkungan.
    Semoga bermanfaat yaa :)

    BalasHapus
  21. Artikel yang sangat menarik, selama ini mungkin yang saya ketahui hanyalah penyakit kuningnya saja namuan tidak dengan penyebabnya, dengan artikel yang sudah dipaparkan oleh Rani sangat memberikan informasi baru khusunya untuk saya. Mohon izin menambahakan karenaya jeni pernyakit ini yang berisiko tinggi, kita haru berhati-hati, faktor lingkungan memiliki peran penting pada penyakit ini yaitu pada prose penularannya. Faktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan
    fisik, biologik, dan sosial. Salah satu pengaruh lingkungan sosial adalah
    mengenai jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan yang berisiko terjangkit leptospirosis antara lain: petani, dokter hewan, pekerja pemotong hewan, pekerja pengontrol tikus, tukang sampah, pekerja selokan, buruh tambang, tentara, pembersih septic tank dan pekerjaan yang selalu kontak dengan binatang.
    Adapun info lebih lanjut dapat diaskes pada: http://eprints.undip.ac.id/44817/3/BAB_II.pdf

    Leptospirosis, penyakit ini juga ternyata memiliki fase-fase:
    1. fase leptospiremia (3-7 hari). ditandai dengan demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, conjungtiva suffusion.
    2. Fase imun (3-30 hari), ditandai dengan Demam ringan, nyeri kepala, muntah
    Adapun info lebih lengkap dapat diaskes pada: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-sitinurcha-6633-3-babii.pdf

    Terima kasih atas pemaparan artikelnya Rani :)

    BalasHapus
  22. artikelnya sangat menarik dan lengkap sekali. saya setuju dengan rani ...saya juga baca di (sumber : klasfikasi dan teknik klasifikais bakteri leptospira oleh i made setiawan )
    Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri patogen genus Leptospira yang diklasifikasi menjadi beberapa spesies berdasarkan hibridisasi DNA-DNA dan juga diklasifikasi menjadi lebih dari 250 serovar berdasarkan tes microscopic agglutination test (MAT)..
    di sumber itu juga menjlaskan genom dari bakteri tersebut yaitu Genom Leptospira terdiri dari dua kromosom sirkuler yang disusun oleh 4,63 juta pasang basa. Kromosom I mempunyai 4,28 juta pasang basa , sementara krosom II jauh lebih kecil yang hanya terdiri dari 350.000 pasang basa. Kromosom I mengkode 3454 gen yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, sedangkan kromosom II mengkode 274 gen.
    trimaksih rani :)

    BalasHapus
  23. artikel yang sangat menarik dari rani, penjelasan yang disampaikan juga sangat lengkap dan mudah dibaca. seperti kita ketahui bersama bahwa leptospirosis ini dibawa oleh tikus biasanya, saya ingat sekali saat kejadian banjir yang cukup parah di daerah jakarta dan sekitarnya pada tahun 2002, di tv marak sekali pemberitaan mengenai leptospirosis ini karena air banjir bercampur dari macam-macam kotoran dan sebagainya. untuk itu pentingnya bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, diawali dengan cara yang sederhana namun berdampak luar biasa untuk kedepannya. terima kasih informasinya israni, good job! :D

    BalasHapus
  24. artikel yang bagus. memberikan informasi pada kita yang sekiranya belom pernah mendengar jenis bakteri ini dan penyakit yang diakibatkannya. setiap bakteri pasti tersusun dari stuktur sell nya dan bakteri pun mengalami metabolisme. berikut merupakan tambahan berdasarkan yang saya baca bisa di lihat di https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Leptospira . terimakasih rani semoga bermanfaat yaa

    BalasHapus
  25. Artikel yang dibuat Rani sangat informatif. penyakit Leptospirosis ternyata disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebabkan oleh hewan di sekitar kita, seperti tikus. adapun trik-trik pencegahan penyakit leptospirosis yang jitu, yaitu:
    1. Sering-sering bersihkan lantai . Campur air untuk mengepel dengan cairan yang mengandung anti kuman (desinfektan).
    2. Pakai boot jika melalui air banjir . Ini untuk mengurangi kemungkinan masuknya bakteri jika ada luka di kaki.
    3. Bersihkan genangan air . Air yang menggenang dan terkena urin tikus bisa menyimpan bakteri leptospirosis.
    4. Selalu mencuci tangan . Terutama, sehabis memegang sesuatu yang mungkin dikencingi tikus, anjing, atau kucing.
    5. Jauhkan sampah . Sampah memang mengundang tikus, sehingga jangan taruh tempat sampah di dalam rumah. Atau, segera buang keluar sampah.
    6. diduga ada tikus, sediakan lem tikus, racun tikus, atau perangkap biasa. Paling tidak, hal ini mengurangi populasi tikus di dalam rumah.
    7. dan lain-lain.
    untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sumber: https://www.mail-archive.com/mxrider@yahoogroups.com/msg05582.html


    Terima kasih :)

    BalasHapus
  26. Artikel Israni...bagus...hanya saya ingin menambahkan sedikit saja tentang, faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap bakteri Leptospira interogans, yaitu faktor risiko lingkungan fisik, faktor risiko lingkungan biologi, faktor perilaku, faktor sosial ekonomi dan faktor pelayanan kesehatan. Ternyata banyak faktor yang menyebabkan bakteri ini bisa muncul bukan hanya pada hewanny saja.

    Artikelnya dapat diakses online d A Priyanto - Jurnal Epidemiologi, 2008 - eprints.undip.ac.id.

    Semangat..._^

    BalasHapus
  27. artikel yang bagus sekali rani :)
    lagi dan lagi nama bakteri yang asing didengar hehe
    menurut artikel yang saya baca, ternyata ada cara pencegahan penyakit Leptospirosis, yaitu :

    1. Sanitasi yang baik
    2. Jangan minum air sungai, kolam atau danau tanpa direbus terlebih dahulu, atau disaring dengan penyaring kimia tertentu
    3. Mengeringkan area yang tergenang air
    4. Jangan berenang atau menyeberangi air banjir atau lumpur
    5. Gunakan sepatu boot dan sarung tangan jika harus melalui area banjir
    6. Kontrol terhadap populasi binatang pengerat (tikus) pada lingkungan rumah dan tempat kerja

    bisa dilihat selengkapnya di link berikut http://www.farmamedia.net/2012/01/leptospirosis.html

    terimakasih, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  28. Benar sekali pemaparan rani, penyakit leptospirosis banyak berjangkit di musim penghujan karena orang bisa sering kontak langsung dengan air yang tercemar. DinKes pemerintahan Yogyakarta menghimbau masyarakat agar berhati-hati dimusim penghujan agar tetap menjaga keberaihan lingkungan . Bisa dibaca selengkapnya di
    http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/811-waspadai-leptospirosis-dimusim-penghujan

    Terimakasih rani artikelnya.. nice deh :)

    BalasHapus
  29. artikel yang sangat menarik rani, linda dapet ilmu baru lagi deh dengan membaca artikel ini. linda juga baru pertama denger nama penyakit dan penyebabnya yang dibahas diartikel rani , ijin menmbahkan ya ran akan sejarah dari penyalit leptospirosis ini , penyakit ini ditemukan oleh goldesmith . untuk lebih jelasnya dapat dibaca di http://id.wikipedia.org/wiki/Leptospirosis. terima kasih semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  30. artikel yang sangat menarik Rani, setuju sama Rani bahwa penyakit Leptospirosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh strain Leptospira.
    "Ada dua jenis utama Leptospirosis:
    Leptospirosis ringan - pasien mengalami nyeri otot, menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus Leptospirosis tergolong jenis ini.
    Leptospirosis berat - dapat mengancam jiwa. Ada risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis Leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi ginjal, hati dan organ utama lainnya. Para ahli tidak yakin mengapa beberapa pasien terserang bentuk yang parah sementara yang lain tidak. Pada beberapa kasus, orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka yang menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut usia lebih cenderung untuk menderita Leptospirosis yang parah." (http://www.info-kes.com/2013/05/leptospirosis.html). Terima kasih Rani

    BalasHapus
  31. artikel yang sangat bermanfaat, saya hanya ingin menambahkan sedikit, ternyata bakteri ini selain menimbulkan penyakit leptospirosis dapat menimbulkan penyakit lain juga seperti weil's dieses, selengkapnya bisa rani baca di http://www.medbullets.com/step1-microbiology/4058/leptospira-interrogans. semoga bermanfaat, terimakasih rani :)

    BalasHapus
  32. saya setuju dengan artikel yang ditulis oleh saudari israni, bakteri Leptospira interrogans adalah penyebab penyakit leptospirosis, jika penyakit ini tidak diobati dan ditangani lebih lanjut dapat menyebabkan meningitis, hanya ingin menambahkan sedikit untuk gejala, penyembuhan, preventif, dan bahaya dari penyakit ini dapat dibuka di http://www.cdc.gov/leptospirosis/ . thank :)

    BalasHapus
  33. sangat luar biasa artikel ini si kecil yang masih terdengar asing bagi saya :D... dari artikel diatas menyebutkah bahwa penyakit leptospirosis atau penyakit kunig, yang saya tahu penyakit kuning itu adalah penyakit hati (bukan maksud patah hati ya :D) atau penyakit liver, samakah penyakit liver dengan penyakit ini???
    tapi sepertinya berbeda :D...
    karena dari sumber lain yang saya baca bahwa Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau menembus jaringan mukosa seperti konjungtiva, nasofaring dan vagina, kemudian akan mengikuti aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh
    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-sitinurcha-6633-3-babii.pdf

    BalasHapus