BAKTERI
PADA GIGI BERLUBANG
Rongga mulut merupakan saluran pencernaan sebagai gerbang
masuk makanan dan minuman yang kita konsumsi tiap hari. Didalam rongga mulut
terdapat ratusan jenis mikroba yang hidup dan menetap didalamya. Mikroba-
mikroba ini cenderung bersifat pathogen. Banyak bakteri yang menyebabkan
penyakit didalam salah satu organ pencernaan mekanik ini. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ada yang dalam taraf ringan, sedang, bahkan ada yang
kronis. Mikroba didalam rongga mulut dibedakan menjadi bakteri Aerob (bakteri
yang membutuhkan oksigen) dan bakteri Anaerob (bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen).
Penyakit yang disebabkan oleh
mikroba didalam mulut salah satunya ialah karies gigi. Karies menyebabkan
struktur gigi yang rusak. Gigi berlubang ialah salah satu kelanjutan yang awal
mulanya dari gigi yang karies. Banyak sekali faktor yang dapat memicu proses
terjadinya karies, yaitu faktor host (struktur gigi, saliva), diet (pola
makan), Mikroorganisme dan waktu (Willet dkk., 1991; Kidd dkk., 1992;
Samaranayake, 2002). Teori Miller mengatakan bahwa permulaan karies disebabkan
oleh terjadinya proses dekalsifikasi substansi keras gigi karena adanya produk
asam. Sebagai sumber asam adalah aktifitas bakteri yang memfermentasi
karbohidrat. Dalam rongga mulut terdapat banyak jenis mikroorganisme yang
merupakan flora normal, dan mikroorganisme ini hidup dalam keseimbangan dengan
hospesnya (Kidd dkk, 1992; Samaranayake, 2002).
Gigi berlubang salah satu penyakit yang
sering diderita masyarakat umum. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa
factor, salah satunya ialah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri
ini hidup dengan mengambil nutrisi karbohidrat dan nutrisi lainnya. Saat gula
dimetabolisme dengan kandungan lainnya, bakteri Streptococcus mutans menghasilkan
asam yang mengakibatkan rongga pada gigi dan jika tidak dihambat lubang pada
gigi akan semakin melebar.
Streptococcus mutan adalah
bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), jenis bakteri anaerob
fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang berbentuk bulat atau bulat telur dan
tersusun seperti pola rantai. Bakteri ini bisa tumbuh secara optimal pada suhu
sekitar 180- 400 Celsius. Streptococcus mutans biasanya
ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling
kondusif menyebabkan karies untuk email gigi. Streptococcus mutans adalah
bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam, asidodurik, mampu tinggal pada
lingkungan asam, dan menghasilkan suatu polisakarida yang lengket disebut
dextran. Oleh karena kemampuan ini, Stertococcus mutans bisa menyebabkan
lengket karena sifatnya seperti ini mendukung bakteri lain melengket juga,
pertumbuhan bakteri asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi.
Bakteri Streptococcus mutans ini
adalah bakteri dari flora normal pada rongga mulut, namun flora normal ini bisa
bertukar sifat menjadi bakteri pathogen opportunitis. Sebenarnya
bakteri Streptococcus Mutans adalah bakteri flora normal penghuni rongga
mulut namun flora normal ini dapat bertukar sifat menjadi pathogen karena
adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut. Gejala khas dari penyakit karies gigi ini adalah demineralisasi atau
dekalsifikasi substansi gigi yang dimulai pada permukaan gigi dan berkembang
kearah dalam (Sulistiyani, 2000).
Pertumbuhan bakteri jenis ini
cukup cepat karena nutrisi yang dibutuhkan selalu terpenuhi, dalam arti lain
setiap hari manusia setidaknya mengkonsumsi jenis karbohidrat yang akan dipecah
menjadi gula-gula, dan bakteri Streptococcus mutans mendapat nutrisi
dari asupan karbohidrat yang dimakan.
Karena bakteri Streptococcus
mutans ini bersifat pathogen atau menyebabkan penyakit di rongga mulut
khususnya gigi, maka harus ada pencegahan supaya bakteri ini tidak menjamur
atau bertambah banyak. Suatu pencegahan dapat meliputi penyikatan gigi yang
sering dan dengan serat halus seperti sutra. Dilakukan suatu diet yang kaya
akan zat kapur dan fluoride yang di dalam air minum membuat email gigi menjadi
lebih kuat dan mencegah karies gigi. Selain dengan cara sikat gigi secara rutin
minimal dua kali dalam sehari, ada cara konvesional yang sampai saat ini masih
suka digunakan. Cara tersebut ialah berkumur dengan air garam. Apakah air garan
mampu mencegah penyebarab bakteri?. Garam dapur beriodium merupakan garam
konsumsi atau garam dapur biasa yang diberi tambahan senyawa iodium dan
biasanya dalam ikatan senyawa kalium iodat /KIO3 (Winarno, 1992). Dijelaskan
juga bahwa iodium efektif sebagai pembasmi bakteri (germisida), pada
perbandingan 1:20.000 dalam larutan iodium mampu membunuh bakteri dalam waktu 1
menit dan membunuh spora dalam waktu 15 menit, di samping mempunyai sifat
bakterisida dan sporasida juga merupakan fungisida, protozoasida, cystisida dan
virusida yang bekerja efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif
(Gilman dkk., 1985). Dari teori diatas ada kemungkinan bahwa bakteri jenis
Streptococcus mutans bisa dihambat dengan cara larutan garam atau iodium.
Penyakit yang disebabkan adalah
karies gigi, beberapa hal yang menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah
seperti gula, air liur, dan juga bakteri pembusuknya. Setelah memakan sesuatu
yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa
menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket ( kombinasi molekul
protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak pada
gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus
mutans juga bertahan pada glycoprotein itu. Walaupun, banyak bakteri lain
yang juga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan
rongga atau lubang pada gigi.
Beberapa jenis bakteri yang juga
hidup di dalam rongga mulut:
a.
Staphylococcus
aureus
Staphylococcus
aureus merupakan bakteri gram positif yang menghasilkan
enzim koagulase. Bakteri yang berasal dari famili Staphylococcaceae ini berbentuk bulat dengan diameter berkisar
1µm yang hidup secara berkoloni. Pada umumnya bakteri ini dapat dijumpai di
rongga mulut, hidung, tenggorokan, ketiak, dan sela jari kaki. Beberapa laporan
menyatakan bahwa bakteri ini menetap pada rongga mulut umumnya pada anak-anak. Staphylococcus
aureus merupakan bakteri yang tidak berspora dan tidak dapat bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh dengan cepat pada lingkungan yang aerobik dan suhu
optimum 37°C. Staphylococcus
aureus tertanam dalam biofilm dan sangat sulit untuk di
musnahkan dengan regimen antibiotik standar. Infeksi bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan
timbulnya kantung yang berisi nanah, seperti abses dan bisul (Honeyman, 2002).
b. Neisseria sp
Neisseria
sp. merupakan
bakteri yang menghuni di permukaan gigi. Bakteri yang berasal famili Neisseriaceae merupakan bakteri gram
negatif yang berbentuk bulat(Coccus).
Pada umumnya bakteri ini hidup secara berkoloni, namun terdapat pula yang
hidunya secara soliter.Neisseriapaling
baik tumbuh pada lingkungan aerob, namun beberapa spesies bakteri ini yang
tumbuh di lingkungan anaerob. Diameter koloni bakteri ini berkisar antara
0,1-3µm. Koloni bakteri Neisseria umumnya
berwarna merah kekuningan. Bakteri ini mampu tumbuh subur pada rentang suhu
35-37°C (Genco, 2010).
Gambar Neisseria
c. Corynebacterium
Corynebacterium
merupakan
kelompok bakteri gram positif yang berbentuk batang dan tidak dapat bergerak.
Bakteri ini tidak membentuk spora dan tumbuh subur pada suhu 37°C dan ada yang
hidup secara aerob, fakultatif anaerob, dan saprofit. Bakteri yang berasal dari
filum Actinobacteria, famili Corynebacteriaceae merupakan flora
normal yang dominan terdapat pada kulit dan rongga mulut. Bakteri ini tidak
berkapsul dengan ukuran yang bervariasi dengan lebar ±0,5-1 µm (Lestari,2010).
Gambar Corynebacterium
d. Lactobacillus sp
Lactobacillus
sp merupakan
bakteri anaerob fakultatif, berukuran 1 µm dan dapat tumbuh dengan subur pada
suhu 30-37ºC. Bakteri ini umumnya hidup secara berkoloni dengan warna koloni
putih susu atau agak krem. Bakteri ini berbentuk batang namun beberapa spesies
bakteri ini nampak bulat yang membentuk rantai pendek. Bakteri yang berasal
dari famili Lactobacillaceae ini umum
dijumpai pada organ pencernaan salah satunya rongga mulut. (Aryulina,2010).
Gambar Lactobacillus
Lactobacillus
dapat memproduksi asam laktat dari laktosa dan beberapa jenis gula lainnya
sehingga menjadikan lingkungannya bersifat asam maka dari itu bakteri flora normal
ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri-bakteri merugikan . Meskipun demikian,
bakteri Lactobacillus ini dapat juga
merugikan dan bersifat patogen. Penelitian menunjukan beberapa spesies Lactobacillus dapat menyebabkan karies
pada gigi(Aslim,2014).
Daftar Pustaka
Regezi,
A., Joseph, 1993, Oral Phatology Clinical-Phatologic Correlation,
International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia
Ryan,J.,
Kenneth, 1994, Sherris Medical Microbiology An Introduction to Infections
Diseases, Appleton & Lange,
Norwalk Connecticut
Winarno,
F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Y.C.
2007. Infeksi Anaerob Dentofasial dan Nyeri Orofasial.
Jember: Laboratorium
Biologi Mulut FKG Universitas Jember
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/09%20Kesehatan%20Gigi%20&%20Mulut.pdf
diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 23.00 WIB
http://pustaka.unpad.ac.id/wp content/uploads/2009/06/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf
diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 22.30 WIB